Laman

Please Select The Desired Language

English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

13 Jan 2012

Belajarlah Memaafkan, dan Belajarlah Melupakan Kesalahan Orang Lain


Sebagai manusia, kita tak pernah luput dari kesalahan. Dalam pergaulan sehari-hari misalnya, disadari atau tidak, kita sering menyakiti perasaan orang lain. Begitu juga sebaliknya, kadang orang lainlah yang justru menyakiti kita.

Ketika kita melakukan sebuah perbuatan yang nyatanya telah menyakiti orang lain, kita masih dapat dengan mudah meminta maaf, namun apakah sama halnya ketika kita yang tersakiti, apakah kita juga dapat dengan mudah memaafkan lantas melupakannya? Seperti sebuah ungkapan: "Meminta maaf jauh lebih mudah dari memaafkan" hal ini merupakan sebuah realita dalam kehidupan, jadi ada baiknya mulai dari sekarang kita belajar untuk lebih bijaksana, yaitu belajar memaafkan. Karena memaafkan itu merupakan sebuah akhlak mulia bagi setiap insan manusia. 

Melalui tulisan ini saya ingin mengajak kepada para pembaca sekalin untuk menyimak sebuah cerita tentang memafkan, semoga cerita ini dapat menginspirasi kita untuk jadi manusia yang lebih baik lagi.

Diceritakan, ada dua orang sahabat karib yang sedang berjalan melintasi sebuah gurun pasir yang sangat panas. Ditengah perjalanan, tanpa sengaja salah seorang dari kereka menumpahkan bekal persediaan air mereka. Karena kejadian itu akhirnya mereka bertengkar, dan salah seorang dari mereka menampar temannya. Orang yang kena tampar merasa sakit hati atas perbuatan temannya tersebut, ia lalu membalikan badan dan tanpa berkata apa-apa ia menuliskan sesuatu di atas pasir.

 "Hari ini sahabat terbaiku, menamparku di pipi kiri".

Setelah beberapa saat, mereka kembali melanjutkan perjalanan. Jauh mereka berjalan, dan tanpa disengaja mereka menemukan sebuah oasis. Sangking gembiranya merekapun langsung menceburkan diri kedalamnya. 

Tanpa disadari ternyata oasis tersebut cukup dalam, dan kebetulan orang yang kena tampar tadi tidak bisa berenang. Mengetahui keadaan itu, temannya segera berusaha membantu. Beruntung ia lincah berenang, dan iapun berhasil membawanya ke tepi. Setelah itu sahabat yang baru saja ia tolong bergegas menghampiri sebuah batu, disana ia menuliskan sebuah kalimat. 

 "Hari ini, sahabat terbaikku telah menyelamatkan nyawaku".

Sahabatnyapun bertanya, "Mengapa setelah aku menampar dan melukai hatimu, kau menuliskannya di atas pasir, dan sekarang ketika aku berhasil menyelamatkanmu, kamu malah menuliskannya di atas batu?" 

Iapun menjawab, "Ketika seorang sahabat melukai hatiku, aku harus menulisnya diatas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisannya. Dan ketika sahabatku berbuat kebaikan, maka aku harus menuliskannya di atas batu, agar selamanya tetap disana tanpa bisa dihapus oleh angin kebencian."

Saudaraku, dalam hidup ini sering timbul beda pendapat dan konflik karena sudut pandang yang berbeda. Oleh karenanya cobalah untuk saling memaafkan dan lupakan masa lalu. Belajarlah menulis diatas pasir dan biarkanlah angin kemaafan menghapusnya untuk selama-lamanya. Dan semoga kita bisa dan mampu untuk menjadi seorang insan manusia yang berbudi, dan berakhlak mulia. Seorang insan yang dapat selalu ikhlas memaafkan kesalahan orang lain.

0 komentar:

Posting Komentar