Dikisahkan hiduplah dua orang kakak beradik yang tinggal di ladang yang berdampingan. Suatu ketika mereka berselisih paham. Hal ini dimulai dari kesalah pahaman kecil yang kemudian membesar menjadi pertengkaran, akibatnya merekapun saling diam tanpa bertegur sapa.
Suatu pagi ada yang mengetuk pintu rumah John. John membuka pintu dan mendapati seorang lelaki yang membawa kotal peralatan pertukangan. "Aku sedang mencari pekerjaan, apakah ada yang dapat aku kerjakan di sini?" tanya laki-laki itu.
"Wah kebetulan sekali, aku punya pekerjaan untukmu. Lihatlah ladang di seberang sungai kecil itu. Itu tetanggaku, sebenarnya dia adikku. Minggu lalu dia mengeruk perbatasan ladang kami, akhirnya sekarang muncul sebuah anak sungai kecil di antara ladang kami. Hmm, ia mungkin melakukan hal itu karena dengki padaku, tapi aku akan membalasnya. Lihat tumpukan kayu didekat lumbung itu, aku ingin kau membuatkan pagar untukku, tingginya 2,5 meter, agar aku tak perlu lagi melihat tempat miliknya", kata John.
Si tukang kayu berkata, "rasanya aku mengerti situasinya, baiklah aku akan mengerjakannya".
Hari itu John sedang ada keperluan di kota, maka iapun pergi untuk membeli beberapa bibit dan pupuk yang akan di gunakan untuk ladangnya. Menjelang matahari terbenam ia telah kembali dari kota, dan si tukang kayu telah menyelesaikan tugasnya dengan baik.
John terkejut, tidak ada pagar sama sekali. Yang ada hanyalah sebuah jembatan, jembatan itu membentang dari sisi sungai yang satu ke sisi yang lain. Dikejauhan tampak sang adik sedang berlari menyeberangi jembatan itu dengan tangan yang terulur.
"Kaka kau sungguh baik sekali. Setelah hal-hal buruk yang kukatakan, kau malah membangun jembatan ini untuk menghubungkan ladang kita. John pun menyambut kedatangan adiknya itu dengan hangat, dan merekapun berpelukan di tengah jembatan itu.
John menoleh kepada tukang kayu yang sedang memanggul kotak peralatannya. "Tidak, tunggu! Tinggallah beberapa hari. Aku punya banyak pekerjaan untukmu", ujar John.
"Sebenarnya aku mau", ucap sang tukang kayu, "tapi aku masih banyak pekerjaan untuk membangun sebuah jembatan".
Ya.. itulah yang harus kita lakukan, ketika terjadi perselisihan antara kita, bukanlah pagar tinggi yang harus dibangun untuk memisahkan jarak, tapi sebuah jembatan Kasih Sayang yang dapat menghubungkan jarak antara kita.
Kenangan Jembatan Kutai Kartanegara |
Magic & beautyfull