Laman

Please Select The Desired Language

English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

30 Mar 2013

Tukang Becak yang Menjadi Jutawan


Tak ada yang menyangka nasib seseorang bisa berubah 360 derajat dari orang yang awalnya hanya bekerja sebagai tukang becak dan tidak mempunyai apa-apa kini menjadi jutawan yang memiliki tiga buah rumah, sepuluh mobil dan sudah dua kali naik haji.

Sanim (60) adalah seorang tukang becak yang berhasil menjadi pengusaha pabrik garam dan pupuk organik. Sanim yang berasal Desa Rawa Urip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menjadi salah satu contoh warga yang berhasil keluar dari garis kemiskinan.

“Sekarang saya punya 10 mobil, tiga di antaranya mobil pribadi tipe Daihatsu Taruna, Honda Jazz, dan mobil pertama ketika saya beli tahun 1997, yaitu Daihatsu Espass, bangga sekali saya saat itu. Sisanya mobil angkut produksi, seperti Fuso,” ujar bapak empat anak ini.

Kedua usaha yang dijalaninya tersebut ialah usaha pembuatan garam krosok (garam non-yodium masih berbentuk butiran besar dan kasar, biasanya dipakai untuk budidaya dan pengawetan ikan), garam dapur (konsumsi), dan garam industri untuk pabrik tekstil. Lalu yang kedua yakni pupuk organik tipe KCL (Kalium clorida), yang fungsinya meningkatkan unsur hara Kalium di dalam tanah budidaya.

Sanim mengaku perjuangannya ini bukanlah perjuangan yang didapat dari cara praktis. Ia harus menempuh berbagai pelajaran dan pengalaman untuk bisa menjadi seperti sekarang ini.

Dimulai dari menimba ilmu di pabrik garam. Sewaktu masih menjadi tukang becak ia sering “mangkal” di perapatan Jalan Cirebon, di perapatan jalan tersebut terdapat sebuah pabrik garam yang cukup besar. Dengan harapan untuk bisa mengubah nasibnya, Sanim pun melamar kerja di pabrik tersebut.

“Setelah dua bulan bekerja, saya pun berpikir, daerah kita kan punya potensi garam, loh kenapa saya tidak bisa membuat garam sendiri,” ungkap mantan tukang becak tersebut.

Ilmu yang diperolehnya selama Sanim bekerja, ialah cara membuat garam krosok. Samin pun menggarap empang peninggalan orang tuanya yang berada di belakang rumah Sanim untuk mencoba membuat garam.

Lambat laun, Sanim pun mulai berpikir untuk mengembangkan usaha lebih besar lagi. Pada 2010, ia memutuskan, menggunakan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disediakan perbankan BUMD Jawa Barat, yakni Bank BJB (Bank Jabar Banten).

Setelah cukup lama akhirnya Sanim dapat mengembangkan usahanya yang tadinya hanya wirausaha di halaman belakang rumah, kini bapak yang sudah dua kali naik haji itu sudah bisa membeli tanah untuk meluaskan lahan usahanya.

Kini kemampuan produksi kedua pabrik Sanim, dalam setahun mampu memproduksi masing-masing 2.000 ton baik garam maupun pupuk organik.

Melalui perjuangan dan kerja keras bukanlah hal mustahil untuk bisa merubah hidup seseorang menjadi lebih baik. Hal tersebut bisa dilihat dari kisah nyata Pak Sanim seorang pria paruh baya yang awalnya hanya seorang tukang becak yang kini sudah mampu menguliahkan keempat anaknya hingga gelar sarjana. (Kompas/dea)
 

0 komentar:

Posting Komentar