Laman

Please Select The Desired Language

English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

10 Jan 2012

Guci Peninggalan Romawi Kuno yang Belum Terpecahkan


Di dunia ini banyak sekali hal-hal yang penuh dengan misteri, dan dari sekian banyak banyak hal tersebut hingga kini masih banyak yang belum terpecahkan. Salah satu hal misterius yang hingga kini masih menjadi mesteri ialah sebuah guji tua peninggalan Bangsa Romawi kuno.

"Ilmuwan dibuat bingung oleh guci misterius tersebut. Kami sudah kirim guci kepada beberapa ahli tembikar Romawi dan ahli tembikar lain, tapi belum ada satu pun yang bisa memberikan informasi," kata Katie Urban, seorang peneliti di London. 

Guci tersebut memiliki tinggi 40 sentimeter dan diperkirakan telah berusia sekitar 1.800 tahun. Ketika di temukan terpecah 180 kepingan yang tersimpan di Museum of Ontario Archeology. Setelah guci ini disatukan kembali, namun guci ini tetap menjadi misterius karena bentuknya yang penuh lubang. 

Dari pendapat para ahli umumnya bisa dibagi ke dalam dua kelompok besar. Kelompok pertama menduga guci tersebut adalah lampu. Sementara kelompok lain memperkirakan guci itu adalah tempat penyimpanan binatang, seperti tikus dan ular. Namun, lagi-lagi itu semua masih dugaan belaka karena sampai saat ini belum ada artefak lain serupa guci itu yang ditemukan. 

Selain itu, misteri juga masih menyelimuti kepastian asal-usul artefak kuno tersebut. Sebuah dokumen penelitian menyebutkan, guci itu merupakan salah satu artefak Romawi Inggris yang dihibahkan kepada pihak museum pada tahun 1950 oleh seorang arkeolog bernama William Francis Grimes. Namun, Urban berpendapat lain. "Bagaimana guci itu bisa menjadi koleksi kami belum jelas 100 persen. Kami masih berupaya mencari penjelasannya," kata Urban. 

Bagi yang ingin melihatnya secara langsung, anda dapat menemukannya di Museum of Ontario Archeology sebagai bagian dari pameran "Ur and Roman Britain", siapa tahu anda bisa memecahkannya dan nama anda akan tercatat dalam sejarah. Bisa saja.....!


Sumber: National Geographic Indonesia

1 komentar:

Posting Komentar