Seorang anak yang merasa hidupnya sangat membosankan dan tidak menyenangkan, pergi mencari orang bijak untuk mengetahui rahasia mendapatkan kebahagiaan.
Setelah berjalan selama satu bulan melintasi padang pasir, ia pun tiba di sebuah kastil yang sangat indah, tempat seorang yang bijak tinggal.
Namun ketika memasuki kastil itu, anak tersebut merasa heran melihat kesibukan besar di dalamnya. Banyak pedangang berlalu-lalang, orang-orang yang tengah asik bercakap-cakap, orkestra kecil yang sedang memainkan musik lembut, dan banyak lagi kesibukan lainnya. Di sana juga tampak si orang bijak tengah berbicara dengan setiap orang, dan anak itu harus menunggu selama dua jam untuk dapat berbicara kepadanya.
Saat anak itu menjelaskan maksud kedatangnnya, si orang bijak dengan seksama memperhatikan penjelasan anak itu dan berkata. "Anak muda, aku tidak punya banyak waktu untuk menjelaskan rahasia kebahagian kepadamu. Baiknya kamu sekarang pergi melihat-lihat sekeliling kastil ini dan kembalilah dua jam lagi ke sini. Aku juga punya sebuah tugas untukmu, bawalah sendok yang berisi dua tetes madu ini bersamamu tapi jangan sampai madu itu tumpah sedekitpun."
Setelah menerima sendok yang berisi madu, anak itu pun mulai berkeliling istana sambil matanya tertuju pada sendok itu. Setelah dua jam, dia kembali ke ruangan tempat orang bijak itu berada.
"Apakah kamu melihat tapestri-tapestri Persia yang tergantung di ruang makanku? Bagaimana pendapatmu dengan taman yang dibuat seorang ahli yang menghabiskan sepuluh tahun untuk membuatnya? Apa kau juga melihat perkamen-perkamen indah di perpustakaanku?" Tanya si orang bijak.
Anak muda itu merasa malu karena tidak sempat melihat apa-apa. Dia terlalu sibuk pada usaha menjaga madu di sendok itu supaya tidak tumpah.
"Kalau begitu, pergilah lagi berjalan-jalan dan nikmati keindahan kastil ini. Tak mungkin kau bisa mempercayai seseorang, kalau kau tidak mengenal rumahnya." Kata si orang bijak itu lagi.
Merasa lega, anak muda itu lalu mengambil sendoknya dan kembali menjelajahi kastil tersebut. Kali ini ia dapat mengamati semua karya seni di langit-langit istana. Dia menikmati taman, gunung di sekelilingnya, keindahan bunga-bunga, serta cita rasa yang terpancar dari segala yang ada di sana. Setelah dua jam, ketika kembali menghadap orang bijak itu lagi, diceritaknnya dengan mendetail semua pemandangan indah di istana itu yang telah dilihatnya.
"Tapi di mana dua tetes madu yang telah kupercayakan kepadamu untuk kau jaga?" tanya si orang bijak itu kembali.
Anak itu lalu memandang sendok di tangannya, dan menyadari dua tetes madu itu sudah tidak ada. "Maafkan saya, karena terlalu asik menikmati pemandangan, saya jadi lupa dengan dua tetes madu yang ada di sendok ini."
Sambil menepuk pundak anak itu, si orang bijak lalu berkata. "Baiklah kalau begitu, aku hanya akan mengatakan satu hal kepadamu. Sesungguhnya, rahasia kebahagiaan itu pada saat kamu menikmati segala hal menakjubkan di dunia ini, dan tidak melupakan tetes-tetes madu di sendokmu."
0 komentar:
Posting Komentar