Di sebuah ruang tunggu praktek dokter, seorang ibu usia sekitar 35 tahun datang mendaftarkan diri dengan mimik tegang dan pucat. Setelah dilakukan tensi darah dan timbang berat badan, sang suster berkata: " Apa keluhan Ibu ? "
"Begini, saya sudah putus asa sekali. Setiap berhubungan dengan suami, saya tidak bisa menahan kentut. Akibatnya, kemarin, suami saya mengancam akan mentalak tiga, " tutur si ibu tadi.
Mendengar keluhan itu, suster mengambil kesimpulan bahwa pasien yang satu ini kasusnya cukup berat dan lalu berkata : " Tolong Ibu duduk di ruang tunggu khusus itu," tunjuknya.
Tak beberapa lama, datang seorang lelaki usia sekitar 40-an dengan wajah kuyu: "Saya kalau sedang berhubungan dengan istri tidak bisa menahan keinginan untuk menyanyikan sebuah lagu, "ceritanya kepada suster ketika ditanyakan keluhan yang ada pada dirinya.
"Tolong Bapak duduk di ruang tunggu khusus di sana, " tunjuk sang suster.
Pukul 21.00 adalah batas waktu penerimaan pasien. Sang suster pun masuk membawa status yang tersisa di mejanya sambil berpamitan dan menjelaskan tentang adanya dua kasus khusus.
Sang dokter mengangguk sambil berkata : "Hati-hati di jalan dan jangan sampai direformasi, ya, "ucapnya berkelakar.
Ketika pasien habis, sang dokter terlupa bahwa di ruang tunggu khusus masih menanti dua insan anak manusia yang memiliki keluhan yang aneh itu. Ia langsung mengkunci pintu, menutup rolling door, membuka pintu mobil, dan mobil pun bergerak.
Tiba-tiba, ketika lima kilometer terlewati, sang dokter teringat bahwasannya masih ada dua pasien yang tertinggal. Mobil pun segera dibelokkan kembali menuju tempat prakteknya.
Ketika pintu dibuka, sang dokter amat sangat terkejut ketika mendengar suara sebagai berikut: " Burung Nuri . . . pret. Terbang tinggi . . . pret, di atas dahan . . . . pret. dst . . . . dst . . . . dst . . .
Garing Bangetkan Humornya, wkwkwkwkwk.............
0 komentar:
Posting Komentar