Seorang pria yang sedang mengendarai sepeda motornya tiba-tiba berhenti ketika melihat seorang wanita tua membutuhkan pertolongan. Walau pun dengan wajah tersenyum, wanita tua itu tetap merasa khawatir. Dia telah menunggu beberapa jam, namun tidak seorang pun yang bisa dimintai pertolongan kecuali hanya pemuda tersebut yang menawarkan sendiri pertolongan untuknya.
Pria tersebut penampilannya tidak terlalu baik, wanita tua itu dapat merasakan bahwa dirinya begitu ketakutan berdiri sendirian dalam cuaca yang begitu dingin. “Maaf buk, saya kemari untuk membantu Anda dan sebaiknya Anda menunggu di dalam mobil saja agar lebih merasa hangat, oh ya nama saya BRAYEN.” Wanita tua tersebut masuk ke dalam mobil untuk menghangatkan dirinya, sementara Brayen masuk ke dalam kolong mobil wanita tua itu untuk memperbaiki yang rusak.
Akhirnya ia pun selesai dan kelihatan begitu kotor dan lelah. Wanita tua itu pun membuka kaca jendela mobilnya dan berbicara kepadanya, “saya sungguh merasa tidak cukup hanya mengatakan terimakasih kepada Anda atas pertolongan yang diberikan kepada saya.” Wanita tu itu pun akan membayar berapa pun jumlah yang diminta oleh Brayen karena ia membayangkan apa yang akan terjadi jika lelaki tersebut tidak menolongnya. Baryen hanya tersenyum, “terimakasih bu atas perhatian Anda, tapi menolong orang bukan pekerjaan, karena itu saya tidak layak meminta imbalan kepada Anda dan saya yakin apabila menolong seseorang suatu hari nanti Tuhan juga akan menolong saya dengan tangan yang berbeda. Karena amal itu terus berputar dan bila ibu benar-benar ingin membalas jasa saya, suatu saat nanti apabila Anda melihat orang seseorang yang membutuhkan pertolongan maka tolonglah orang tersebut. Brayen menunggu wanita tua itu menstarter mobilnya lalu hilang dari pandangannya.
Setelah berjalan beberapa kilometer, wanita tua itu melihat kafe kecil, ia berhenti untuk makan dan beristirahat sebentar. Seorang pelayan wanita datang dan memberikan handuk untuk mengeringkan rambutnya yang basah. Wanita tua itu pun memperhatikan sang pelayan yang sedang hamil dan masih begitu muda, lalu ia teringat kepada Brayen. Setelah wanita tua itu selesai makan dan sang pelayan sedang mengambil kembalian untuknya wanita tua itu pun pergi secara diam-diam. Setelah kepergiannya, sang pelayan pun kembali dan bingung tidak menemukan wanita tua yang makan di meja itu. Tapi ia hanya menemukan secarik kertas dan selembar uang seribu dolar. Ia begitu terharu setelah membaca apa yang ditulis wanita tua tersebut.
“Kamu mungkin bingung dengan tulisan saya ini, tapi yang jelas kamu tidak berhutang apa pun pada saya, karena ada seorang pemuda yang bernama Brayen telah menolong saya di dalam perjalanan. Oleh karena itulah saya juga ingin menolong kamu, maka ini lah yang harus kamu lakukan. Jangan pernah berhenti memberikan cinta dan kasih sayang.”
Malam ketika si pelayan pulang dan akan tidur, pelayan itu berfikir mengenai uang dan apa yang ditulis oleh wanita tua itu. Bagaimana wanita tua itu bisa tahu kalau ia dan suaminya sangat membutuhkan uang untuk menanti kelahiran bayinya. Ia tahu bagaimana suaminya sangat risau mengenai hal ini. Lalu, ia memeluk suaminya yang terbaring di sebelahnya dan memberikan kecupan yang lembut sambil berbisik, “ semuanya akan baik-baik saja BRAYEN, I love you.”
0 komentar:
Posting Komentar