Laman

Please Select The Desired Language

English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

3 Apr 2012

Cinta Sang Kupu-Kupu


Di sebuah kota kecil yang tenang dan indah, ada sepasang pria dan wanita yang saling mencintai. Mereka selalu bersama memandang matahari terbit di puncak gunung, bersama di pesisir pantai menghantar matahari senja. Setiap orang yang bertemu dengan mereka tidak bisa tidak akan menghantar dengan pandangan kagum dan doa bahagia. Mereka saling mengasihi satu sama lain.

Namun pada suatu hari, sang lelaki mengalami luka berat akibat sebuah kecelakaan. Ia berbaring di atas ranjang pasien. beberapa malam tidak sadarkan diri di rumah sakit. Siang hari sang wanita menjaga di depan ranjang dan dengan tiada henti memanggil-manggil kekasih yang tidak sadarkan diri itudan berdoa kepada Tuhan agar kekasihnya selamat. Air matanya sendiri hampir kering karena menangis sepanjang hari. 

Seminggu telah berlalu, sang lelaki tetap pingsan tertidur seperti dulu, sedangkan si wanita telah berubah menjadi pucat pasi dan lesu tidak terkira, namun ia tetap dengan susah payah bertahan dan akhirnya pada suatu hari, sorang wanita tua menghampirinya. Wanita tua itu lalu bertanya, "Apakah kamu benar-benar bersedia menggunakan nyawamu sendiri untuk menyelamatkan kekasihmu?".

Tanpa mearasa ragu wanita itu menjawab, "Ya, saya bersedia demi keselamatannya".

Wanita tua itu lalu berkata lagi, "Baiklah, Aku bisa membantu kekasihmu untuk sembuh kembali. Namun ada satu syarat yang harus kamu lakukan, yaitu kamu harus menjadi kupu-kupu selama 3 tahun. Apakah kamu juga bersedia? Jika iya, temui aku di balik bukit itu malam hari nanti."

Mendengar hal itu si wanita merasa terharu, dan dengan jawaban yang pasti ia berkata, "Ya, saya bersedia!".

Hari telah terang, dan si wanita kini telah menjelma jadi seekor kupu-kupu yang indah. Ia mohon diri pada si wanita tua dan segera kembali  menuju rumah sakit tempat kekasihnya dirawat. Ternyata sangat luar biasa, kekasihnya benar-benar telah siuman bahkan ia sedang berbicara dengan seorang dokter wanita. Namun sayang, ia tidak dapat mendengar apa yang mereka bicarakan, sebab ia tak bisa masuk ke ruang itu hanya bisa memandang dari luar jendela yang terkunci rapat. 

Beberapa hari kemudian, lelaki kekasih kupu-kupu itu telah sembuh, namun ia sama sekali tidak bahagia karena kekasihnya telah menghilang. Ia bertanya  pada setiap orang yang lewat, namun tidak ada yang tahu di mana kekasihnya berada.

Lelaki itu sepanjang hari tidak makan dan istirahat, ia terus mencari. Ia begitu rindu kepadanya, begitu inginnya bertemu dengan sang kekasih, meski ia tidak tahu kini kekasihnya telah berubah menjadi kupu-kupu  yang setiap saat selalu berputar-puta di sampingnya.

Musim panas telah berakhir, angin musim gugur yang sejuk meniup jatuh daun pepohonan. Kupu-kupu mau tidak mau harus meninggalkan tempat tersebut lalu terakhir kali ia terbang dan hinggap di atas bahu sang kekasih. Ia bermaksud menggunakan sayapnya yang kecil untuk membelai wajah sang kekasih, menggunakan mulutnya yang kecil lembut mencium keningnya. Namun tubuhnya yang kecil dan lemah benar-benar tidak boleh di ketahui olehnya, sebuah gelombang suara tangisan yang sedih hanya dapat di dengar oleh kupu-kupu itu sendiri, dan mau tidak mau dengan berat hati ia meninggalkan kekasihnya untuk terbang ke arah yang jauh dengan membawa harapan 3 tahun kedepan akan bersama lagi.

Dalam sekejap telah tiba musim semi yang kedua, sang kupu-kupu pun dengan tidak sabar segera terbang kembali mencari kekasihnya yang lama ia tinggalkan. Namun ternyata, di samping bayangan yang tak asing lagi baginya telah berdiri seorang wanita cantik. Dalam sekilas, sang kupu-kupu nyaris jatuh dari angkasa. Ia benar-benar tidak percaya dengan pemandangan di depannya itu. Lebih tidak percaya lagi dengan omongan  banyak orang yang selalu menceritakan ketika tahun baru yang lalu, betapa parah sakit sang lelaki. Melukiskan betapa baik dan manisnya dokter wanita itu. Bahkan melukiskan betapa sudah sewajarnya percintaan mereka dan melukiskan sang lelaki sudah bahagia seperti dulu. 

Sang kupu-kupu sangat sedih. Beberapa hari berikutnya ia seringkali melihat kekasihnya membawa dokter tersebut ke gunung untuk memandang matahari terbit, menghantar matahari senja di pesisir pantai. Sama seperti yang pernah di milikinya dulu. Dalam sekejap, tokoh utama dalam cerita cintaitu telah berganti seorang wanita lain. Sedangkan ia sendiri, tidak dapat berbuat apa-apa.

Musim panas tahun ini sangat panjang, sang kupu-kupu setiap hari terbang rendah dengan perasaan tersiksa dan ia sudah tidak memiliki keberanian lagi untuk mendekati kekasihnya. Bisikan suara antara kekasihnya dengan wanita itu,  sudah cukup membuat hembusan napas dirinya berakhir.

Bunga bersemi dan layu. Bunga layu dan bersemi lagi. Bagi seekor kupu-kupu waktu seolah-olah hanya menandakan semua ini. Musim panas pada tahun ketiga, sang kupu-kupu sudah tidak sering lagi pergi mengunjungi kekasihnya. 

Sang lelaki itu mendekap perlahan bahu si dokter wanita, mencium lembut wajahnya serta memeluknya. Sama sekali tidak punya waktu memperhatikan seekor kupu-kupu yang hancur hatinya apalagi mengingat masa lalu. 

Tiga tahun perjanjian sang kupu-kupu sudah akan segera berakhir. Pada suatu hari, sesaat sebelum perjanjian itu berakhir, kekasihnya melaksanakan pernikahan dengan dokter wanita yang menjadi penggantinya itu. Sang kupu-kupu secara diam-diam masuk ke dalam tempat acara dan mendengarkan sang kekasih yang berikrar di hadapan Tuhan. Ia memandangi sang kekasih memakaikan cincin ke tangan wanita itu dengan mesranya lalu mengalirlah air mata sedih sang kupu-kupu. 

Dengan berat hati, ia pun pergi dari tempat itu, di tengah perjalanan ia bertemu dengan wanita tua yang dulu menmbantunya menyelamatkan jiwa sang kekasih. Wanita itu bertanya kepadanya, "Apakah kamu menyesal dengan yang telah kamu pilih...?"

Sambil mengeringkan air matanya, sang kupu-kupu menjawab. "Tidak, saya tidak akan menyesal."

Wanita tua itu berkata lagi, "Besok kamu sudah dapat kembali menjadi dirimu semula, apakah kamu senang."

Sambil mengelengkan kepalanya kupu-kupu itu berkata, "Biarkanlah aku menjadi kupu-kupu untuk selamanya."

Ada kehilangan merupakan takdir, dan ada beberapa pertemuan adalah yang tidak akan berakhir. Mencintai seseorang tidak harus memiliki, namun memiliki seseorang harus baik-baik menjaganya.

0 komentar:

Posting Komentar