Laman

Please Select The Desired Language

English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

24 Jan 2013

Kereta Api Sore


Disuatu sore, aku tengah berada di sebuah kereta api jurusan Moungli. Di depan tempatku duduk, ada seorang pemuda bersama sang ayah. Pemuda itu kelihatan sudah cukup dewasa.

Setiap saat dalam perjalanan, ia selalu saja memandang ke arah luar jendela kereta api. "Ayah-ayah lihat, pohon-pohon itu sedang berlarian mengikuti kita", ujarnya dengan histeris. 

Tak jauh dari tempatku berada, tampak sepasang muda-mudi duduk berdekatan. Mereka seakan heran melihat tingkah aneh pemuda tersebut. Bagaimana tidak, untuk ukuran seusianya, tingkah pemuda itu seakan tampak kekanak-kanakan sekali. 

Seolah tak peduli dengan tatapan-tatapan heran penumpang lain, pemuda itu tetap saja asik dengan apa yang dilihatnya, "Ayah lihatlah, awan itu seperti melayang-layang mengikut kita yah!"

Mungkin karena sudah tidak sabar, salah seorang dari sepasang anak muda tadi bertanya kepada Ayah dari pemuda itu. "Kalau boleh tahu, mengapa Anda tidak membawa putra Anda itu menemui seorang dokter? mungkin ia bisa memmbantu putera Anda."

Sambil tersenyum ringan, sang Ayah berkata. "Sebenarnya kami ini baru saja dari sebuah rumah sakit ternama di kota. Dan Anda benar, dokter dapat membantunya. Sekarang, ia sudah dapat melihat kembali setelah mengalami kebutaan waktu masih kecil."

***

Kawan, di dunia ini setiap manusia memiliki kisahnya masing-masing. Sungguh sangat tidak bijaksana sekali jika kita memberikan penilaian terhadap orang lain sebelum kita mengenalnya masalahnya terlebih dahulu. Kadang kala sebuah kebenaran boleh jadi mengejutkan kita.

0 komentar:

Posting Komentar