Laman

Please Select The Desired Language

English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

29 Mei 2012

Ular dan Emas


Di sebuah desa kecil, ada seorang petani miskin yang berjuang keras untuk memajukan kehidupannya. Namun meskipun ia terus bekerja dan berhati-hati dalam melakukan pengeluaran, tetap saja tidak mampu menyisihkan penghasilannya untuk ditabung, selalu saja pas-pasan.

Suatu malam, dalam tidurnya ia bermimpi ada suara yang berkata: "Jika ada sesuatu di dunia ini yang begitu sulit untuk kamu dapatkan, maka suatu waktu hal itu akan muncul begitu saja di hadapanmu." 

Petani itu pun terbangun dari tidurnya. Dia kemudian berharap bahwa ketika ia bangun di suatu pagi, ia akan menemukan harta yang berlimpah di rumahnya sendiri. Dengan begini, tidak diragukan lagi bahwa kekayaan itu memang dimaksudkan untuknya.

Beberapa hari berlalu, ketika ia sedang dalam perjalanan, sepatunya tersangkut pada semak-semak berduri yang tumbuh di sekitar ladang. Tak ingin kejadian yang sama terulang, ia pun bermaksud mencabut habis semua semak belukar itu. Ketika mencabuti semak itu, ia menemukan sebuah kendi. Alangkah terkejutnya ia ketika mengetahui bahwa di dalamnya berisi begitu banyak kepingan emas. Pada mulanya hati petani miskin ini berteriak girang, namun setelah beberapa menit berpikir: "Oh aku memang ingin sekali menjadi kaya. Tapi aku telah meminta agar harta itu muncul di gubuk kecilku, akan tetapi aku justru menemukannya di ladang ini. Oleh karenanya aku takkan mengambil kendi yang berisi emas ini. Kendi ini tidak ditakdirkan untukku."

Petani itu pun meninggalkan kendi tersebut di tempat ia menemukannya, dan lantas kembali berjalan pulang. Sesampainya di rumah ia menceritakan penemuannya kepada sang istri. Si istri marah besar atas kebodohan suaminya yang telah meninggalkan harta itu di ladang begitu saja. Dan saat si petani tidur, sang istri pergi ke rumah tetangga dan menceritakan segalanya. "suami saya begitu bodoh, ia meninggalkan hartayang ia temukan di ladang bukan membawanya pulang. Pergi dan ambillah harta itu untukmu dan bagilah denganku."

Si tetangga itu pun sangat senang dengan saran ini, dan tak menunggu lama ia pun menuju ke tempat yang dimaksud oleh si istri petani. Disibaknya semak belukar, dan ia memang menemukan kendi itu masih berada disana. Diangkatnya dan ditengoknya ke dalam kendi itu. Namun alangkah panik dan marahnya ia ketika melihat bahwa kendi itu ternyata tidak berisikan kepingan emas seperti yang diceritakan oleh istri petani, melainkan penuh dengan ular berbisa.

"Perempuan licik. Dia pasti hendak menjebakku. Dia berharap aku memasukkan tanganku ke dalam hingga aku digigit dan mati keracunan oleh bisa ular." pikirnya dengan amat marah.

Iapun kembali menutup kendi itu dan membawanya pulang. Dan pada saat tengah malam tiba, dengan diam-diam, iia mendatangi rumah petani miskin tetangganya. Ia melihat sebuah jendela yang terbuka. Dengan sigap dipanjatinya jendela itu dan dikeluarkannya ular-ular berbisa dari dalam kendi lalu kembali pulang.

Ketika fajar tiba, petani miskin yang pertama kali menemukan kendi tersebut, bangun untuk memulai hari. Ketika ia berjalan ke dapur untuk mengambil segelas air, dilihatnya setumpuk koin emas berhamburan di bawah jendela rumahnya. Dalam hati ia mengucap rasa syukur sembari berkata: "Akhirnya aku bisa menerima kekayaan ini, mengetahui bahwa mereka pasti ditujukan untukku, karena mereka muncul di rumahku sendiri, seperti yang aku harapkan!"

***

Kawan, pelajaran apakah yang dapat kita petik dari cerita di atas? 

Tentu saja bukan tentang mimpi si petani dimana harta itu suatu saat akan tiba-tiba datang dengan sendiri ke rumahnya. Tapi bagaimana kita ini manusia haruslah pandai-pandai dalam melihat dan mencermati sebuah kesempatan yang ada. 

Telaahlah saat kita mengambil kesempatan itu sendiri, jangan sampai apa yang kita ambil itu merupakan milik orang lain. Seperti misalnya si petani miskin yang menolak mengambil kendi berisi emas saat ia menemukannya di ladang. Dia dapat melihat itu memang merupakan sebuah kesempatan, tapi dia merasa kesempatan itu memang belum diperuntukkan untuknya. Dia menemukan emas itu di ladangnya, bisa saja emas itu milik orang lain.

Memang ada sebuah pepatah 'siapa cepat dia yang dapat', tapi apakah anda bisa hidup bahagia dengan bersenang-senang di atas derita orang lain?

Namun pada saat kesempatan itu telah datang, dan anda yakin kesempatan itu memang diperuntukkan untuk anda, maka jangan tunggu lagi. Segera raihlah kesempatan itu.

Oleh karenanya, selalu bukalah mata anda. Tengoklah sekeliling anda, kesempatan itu mungkin kini ada di depan anda, hanya saja anda kurang melihatnya.

0 komentar:

Posting Komentar